Dalam tulisan kali ini saya ingin
mengulas tentang kesiapan e-government Bogor untuk menampung aspirasi warganya.
Ada dua website yang akan saya gunakan, yaitu aspirasi.kotabogor.go.id untuk
e-gov Kota Bogor dan pengaduan.bogorkab.go.id atau lebih dikenal dengan Laras
online Pemkab Bogor untuk e-gov Kabupaten Bogor.
Yang pertama adalah e-government Kota
Bogor yaitu aspirasi.kotabogor.go.id ,
pada situs ini ketika saya ingin menulis aspirasi maka saya harus login, karena
saya belum memiliki akun maka saya pun melakukan registrasi terlebih dahulu.
Namun sayangnya, saya langsung menemukan kendala disitu. System menyuruh saya
untuk memasukkan kode chaptcha namun
tidak ada kode yang tampil, awalnya saya fikir mungkin kode akan dikirimkan ke
nomor handphone atau email yang sudah saya masukkan ke kolom di atasnya. Namun
setelah saya menunggu selama 30 menit, tidak ada kode yang saya terima di
handphone maupun email, sehingga saya tidak bisa melakukan registrasi di website
aspirasi.kotabogor.go.id ini dan juga tidak bisa menulis aspirasi di website
ini. Jadi, menurut saya website e-government ini belum siap untuk digunakan
oleh warga, karena untuk registrasi saja tidak bisa apalagi untuk menggunakan
layanannya.
Yang kedua adalah e-government
Kabupaten Bogor yaitu pengaduan.bogorkab.go.id
atau lebih dikenal dengan LARAS Online
Pemkab Bogor. Sama seperti di website aspirasi.kotabogor.go.id, di sini
juga harus login jika ingin menulis aspirasi. Saya pun kembali melakukan registrasi
karena saya juga belum memiliki akun di website ini.
Proses
pengisian data untuk registrasi berjalan dengan baik, saya tidak menemukan
kendala disini. Setelah saya melakukan Submit,
saya mendapatkan konfirmasi untuk mengaktifkan akun melalui email saya.
Setelah
saya mengaktifkan akun, saya pun bisa melakukan login. Saya langsung menuju ke menu ‘kirim
pengaduan’ untuk menulis aspirasi saya.
Saya menulis aspirasi saya tentang
kemacetan yang sering sekali terjadi dijalanan arah Dramaga, karena hampir setiap
saya pergi ke Dramaga saya terkendala kemacetan terutama daerah Bubulak arah
Dramaga. Saya merasa heran karena kemacetan bukan saja terjadi di pagi dan sore
hhari yang mungkin padat karena jam berangkat dan pulang kerja, tapi di tengah hari
pun kemacetannya sama saj. Hal ini lah yang ingin saya adukan kepada Pemkab
Bogor, apakah tidak ada tindakan dari pemerintahnya untuk mengurai kemacetan di
daerah tersebut. Saya juga bisa menyertakan bukti foto terhadap pengaduan saya.
Lalu saya Submit, dan saya
mendapatkan informasi bahwa pengaduan saya sudah berhasil dikirim.
Saya berhasil mengirim pengaduan pada tanggal 17 Oktober 2015 pukul 2:20 WIB.
Tiga hari kemudian pada tanggal 20
Oktober 2015 saya membuka kembali akun LARAS saya untuk melihat apakah aspirasi
saya sudah mendapat balasan, ternyata status aduan saya masih dalam proses dan
belum mendapat balasan
LARAS Online Pemkab Bogor sempat
mengalami problem, selama beberapa hari tidak bisa di akses, menurut saya jika
ini layanan publik maka problem harusnya segera ditangani adar tidak terjadi
hingga berhari-hari.
Lalu 1 minggu setelah saya melakukan
pengaduan tepatnya tanggal 23 Oktober 2015, saya melihat status pengaduan saya
kembali, ternyata masih belum ada balasan.
Pada tanggal 27 Oktober 2015, 10 hari
setelah saya melakukan pengaduan pun saya masih belum mendapatkan balasan
Saya menarik kesimpulan dari analisa
yang saya lakukan, menurut saya e-government di Bogor belum bisa bekerja
maksimal, karena masih banyak problem di system informasinya dan pemerintah pun
belum serius menghadapi aspirasi warganya karena hanya untuk mendapatkan respon
dari pemerintah terhadap aduan kita saja harus menunggu begitu lama bahkan saya
tidak mendapatkan respon setelah saya menunggu selama 10 hari. Jadi, saya
sebagai warga umum merasa tidak puas terhadap layanan e-government aspirasi
Bogor.
Sebenarnya Jika layanan ini berjalan
baik akan sangat baik untuk pemerintahan maupun masyarakat, karena bisa menjadi
media yang menghubungkan pemerintah dengan masyarakat secara langsung, tidak
perlu lagi menyampaikan aspirasi dengan berdemo yang menyebabkan kemacetan atau
bahkan merusak fasilitas umum, karena masyarakat bisa menulis aspirasi melalui
website pemerintah dan langsung mendapatkan respon dari pemerintah.
Sekian tulisan saya kali ini, komentar
dari pembaca sangat saya tunggu. Jangan lupa kunjungi website kampusku di
ipb.ac.id